PARAPAT, metro24jam.com – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Simalungun menggelar worskshop bagi pengusaha dan manajer hotel maupun pemilik restoran, bertempat di Atsari Hotel, Kelurahan Tigaraja, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kamis (3/12/2020).
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Simalungun, Resman H Saragih SSos, mengatakan, kegiatan workshop tersebut bertujuan memulihkan ekonomi sektor pariwisata dengan mengangkat kembali marwah Danau Toba menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), dan super prioritas (UNESCO).
“Pemerintah pusat telah mengakui Danau Toba sebagai Global Geopark Network (GGN) sehingga menggelar workshop untuk memulihkan ekonomi sektor pariwisata bagi pengusaha hotel mau pun restaurant,” sebut Resman dalam sambutannya pada pembukaan worskshop.
Dengan adanya pengakuan dan perhatian dunia terhadap Kaldera Toba, lanjut Resman, maka pemerintah bersama masyarakat berkewajiban meningkatkan, serta menjaga kelestarian lingkungan mau pun keutuhan kawasan Kaldera Toba.
“Melalui Kementerian Pariwisata dan Kementerian Bappeda, pemerintah berupaya memulihkan situasi sektor kawasan Danau Toba, demi peningkatan ekonomi rakyat,” katanya.
Workshop tersebut menghadirkan Kepala Bappeda Simalungun Lurinim Purba SSos MSi didampingi Kabid Fisik, Rudi Saragih sebagai narasumber dengan moderator Zulpanuddin Dalimunthe SH.
Sebagai narasumber kedua, Frans Nopendy Saragih SSTP MSi diwakili Nina Triana Sembiring dengan moderator Yenny Silalahi, dan Pahala RB Sinaga SSTP diwakili Ka Bidang Perizinan, Anton Oramon Damanik SE MSi.
Sekeretaris Dinas Parbud, Amson Napitupulu, menambahkan, kegiatan worskshop tersebut salah satu bantuan (safety net) bagi industri pariwisata khususnya hotel dan restoran.
Sedangkan tugas pemerintah daerah adalah melakukan mensosialisasi, bimbingan teknis melalui workshop.
“Targetnya adalah, pada tahun 2021 mudah-mudahan sektor pariwisata kita bisa normal kembali. Oleh sebab itu mari kita berupaya untuk menerapkan program Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability (CHSE) di setiap destinasi maupun lokasi yang terkait pariwisata dan ekonomi kreatif, dan tetap menaati protokol kesehatan,” sebut Amson.
Sementara itu, Ketua Panitia Zulpanuddin Dalimunthe SH dalam laporannya menyampaikan bahwa ada 70 peserta yang mengikuti kegiatan workshop. Panitia juga memberikan sertifikat kepada setiap peserta yang sudah mengikuti workshop. (*)