MEDAN, metro24jam.com – Warga Jalan Karya, Desa Marindal 1, Kecamatan Patumbak heboh, ketika sejumlah petugas kepolisian terlihat mengejar beberapa orang, Kamis (8/8/2019) sore kemarin.
Informasi yang dihimpun metro24jam.com, kehebohan itu berawal ketika warga melihat 2 polisi–belakangan diketahui, salah satunya adalah Kapolsek Patumbak AKP Ginanjar Fitriadi SIK–sedang mengejar beberapa terduga penyalahguna narkoba.
Penggrebekan itu disebut berawal dari laporan yang sampai kepada Kapolsek Patumbak, AKP Ginanjar Fitriadi SIK, bahwa peredaran sabu di Kalan Karya Marindal 1, sudah merajalela. Mendapat laporan itu, Ginanjar bersama seorang anggotanya kemudian menyisir lokasi dimaksud.
Namun, saat akan menangkap para terduga, AKP Ginanjar ternyata mendapat perlawanan. Akibatnya, orang nomor satu di Polsek Patumbak itu disebut mengalami luka di bagian wajah.
Kabar kejadian itu segera sampai kepada Kanit Reskrim Iptu Budiman Simanjuntak. Bersama beberapa Polsek Patumbak, Iptu Budiman kemudian langsung melanjutkan pengejaran.
Beberapa terduga kemudian berhasil ditangkap polisi. Namun, saat itu Iptu Budiman dan anggotanya kehilangan seorang terduga pelaku penganiayaan terhadap AKP Ginanjar.
“Jadi waktu itu, polisi sempat kehilangan jejak si Anggara. Rupanya, ada anak-anak yang nampak, cerita dia sama ibunya. ‘Mak, awak nampak Om Anggara itu masuk ke rumah itu’,” ungkap seorang warga di sana.
Ternyata saat bersamaan, seorang personel Polsek Patumbak mendengarkan pembicaraan bocah tersebut.
“Jadi ditanyai polisi anak itu, langsung diceritakannya semua,” sambung sumber.
Para terduga dibawa dengan mobil Suzuki Carry. (metro24jam.com)
Polisi kemudian mengepung dan menggrebek rumah dimaksud hingga akhirnya menemukan Anggara. “Di balik pintu dia dapatnya,” bebernya lagi. Bersama Anggara, polisi mengamankan 8 orang lainnya, termasuk S dan K.
“Kau yang jagoan di kampung ini? Sehingga orang kampung ini diam?” sergah seorang petugas ketika menggiring Anggara ke mobil Suzuki Carry, dengan nomor plat II/2701-28 berlambang logo polisi yang juga membawa sejumlah terduga lainnya.
Namun, keesokan harinya, Jum’at (9/8/2019), Anggara yang disebut terlibat dalam pemukulan terhadap AKP Ginanjar, ternyata dipulangkan polisi, namun sudah dalam kondisi tak bernyawa.
Jenazah warga jalan Karya, Desa Marindal 1, Kecamatan Patumbak itu kemudian dikebumikan pihak keluarga pada Jum’at (9/8/2019) sore.
AKP Ginanjar Fitriadi maupun Kanit Reskrim Iptu Budiman Simanjuntak, ketika coba dikonfirmasi terkait peristiwa ini, tak bersedia mengangkat telepon wartawan.
Warga saat akan mengantarkan jenazah Anggara ke pemakaman. (metro24jam.com)
Namun, seperti dilansir Tribun Medan, Sabtu (10/8/2019) dalam penggebrekan itu, polisi menemukan barang bukti 10 paket sabu, masing-masing ukuran sedang dan kecil, timbangan elektrik ratusan plastik dan uang Rp300 ribu.
Anggara kemudian dibawa untuk dilakukan pengembangan mencari barang bukti lainnya.
Setibanya di Jalan Marindal belakang Pabrik Alumex, tersangka melakukan perlawanan dan berusaha melarikan diri.
“Kita sudah memberikan beberapa kali tembakan peringatan ke udara namun tidak diindahkan. Petugas akhirnya terpaksa melakukan tindakan tegas terukur dengan menembak tersangka,” kata Kasat Narkoba Polrestabes Medan, AKBP Raphael Sandy Cahya Priambodo.
Setelah polisi menembak kakinya, Anggara disebut masih berusaha melarikan diri dengan melompat ke parit.
Selanjutnya, petugas membawa Anggara ke RS Bhayangkara Medan untuk mendapatkan perawatan. Setelah mendapat perawatan selama beberapa jam, pria itu akhirnya tewas. “Tersangka A sudah lama jadi target operasi,” tegas Raphael.
Sementara itu, AKP Ginanjar saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka yang dialaminya. (Tim)