ACEH UTARA, metro24jam.com – Bangkai gajah liar ditemukan di Dusun Mihra Istimewa, Desa Seurkey, Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara. Hewan dilindungi itu diduga mati akibat tersengat aliran listrik setelah kabel yang putus tersangkut di mulut hewan dilindungi itu .
Informasi yang dihimpun, satwa malang tersebut diduga berjenis kelamin betina, bahkan sedang mengandung.
Saat ditemukan, bangkai gajah yang tinggal kerangka itu hanya bisa diangkut bagian kepala saja, sedangkan bagian tubuh dan kakinya tertimbun tumpukan tanah yang kebetulan sedang dalam pengerjaan pembukaan jalan.
Pantauan metro24jam.com, Sabtu (6/7/2019), lokasi bangkai gajah itu ditemukan hanya berjarak sekitar tiga meter saja dari badan jalan dan berdekatan dengan tiang listrik. Kabel yang putus itupun kini telah disambung kembali.
Dari keterangan warga, kematian gajah diduga betina terjadi sejak 25 hari puasa atau pada akhir Mei lalu.
Awalnya warga khawatir akan melintasi jalan itu yang setiap harinya digunakan untuk berkebun karena kawanan gajah lain tampak seolah menjaga bangkai gajah betina tersebut.
Zakarial Mihra SE MM, salah satu tokoh masyarakat di Dusun Mihra Istimewa mengatakan, tidak ada warga yang mengetahui kronologi kematian gajah itu.
Keberadaan tengkorak gajah diketahui saat ada warga yang memberanikan diri untuk mengecek dan mendapatkan kabel putus menempel pada bagian mulut gajah.
“Kejadiannya sudah lama, sekitar 25 hari puasa. Kebetulan di situ ada kabel listrik yang kendur dan mengenai tanaman pisang, sehingga bisa jadi ketika dia memakan tanaman itu mengenai bagian kabel yang putus karena terdapat kabel itu menempel di bagian mulutnya,” terang Zakarial didampingi warganya.
Setelah gajah tersebut mati, sambung Zakarial, kawanannya sempat terlihat seolah menjaga temannya yang mati.
Zakarial pun meyakini, bahwa gajah tersebut mati murni karena kesetrum, bukan karena kejahatan manusia.
“Seratus persen saya yakin kematian gajah bukan karena kejahatan manusia, bahkan di Dusun ini ada peraturan dusun mengenai perlindungan satwa liar. Dalam aturan yang kami tetapkan sejak 2007, siapapun akan ditindak tegas jika terlibat melakukan kejahatan terhadap satwa,” tandas Zakarial.
Tak jauh dari temuan kerangka itu juga terlihat jelas sejumlah jejak telapak kaki gajah. Selain itu, kata Zakarial, hingga saat ini belum ada tanaman warga yang dirusak kawanan gajah liar.
“Sering gajah-gajah liar masuk ke dusun ini, kerap bermain di hutan. Tetapi hingga saat ini belum ada tanaman warga yang dirusak gajah. Saya pun selaku orang yang dituakan di dusun ini akan menindak tegas siapapun yang melakukan kejahatan terhadap satwa,” tegas Zakarial. (Chairul)