DELITUA, metro24jam.com – Meski posko anti begal dan narkoba telah didirikan Polsek Delitua, namun tidak membuat nyali para pelaku kejahatan ciut. Justru pada awal 2017 ini, kasus kriminal seperti curas, curanmor dan curat (3C) malah makin meningkat.
Seperti data yang diperoleh kru koran ini, Senin (9/1) sore, rata-rata dalam sehari, setidaknya 7 korban kejahatan mendatangi Mapolsek Delitua yang terletak di Jalan Besar Delitua, guna membuat laporan pengaduan.
“Banyak kali yang membuat laporan bang, makanya kami disuruh Polisi tadi nunggu antrian. Soalnya sebelum saya membuat laporan, ada sekitar 5 orang korban telah membuat laporan. Dan kasusnya sama dengan apa yang saya alami” sebut Elsa Raditia (24), warga Gang Suka Sehat, Jalan STM, Kecamatan Medan Johor kepada wartawan, Senin (9/1) sekira jam 15.30 wib.
Menurut SPG rokok ini, ia kehilangan kereta Beat Pop warna putih BK 8362 AFZ saat disimpan di garasi rumahnya, Jumat (6/1) sekira jam 06.00 wib.
“Maling sekarang sungguh nekat bang. Saya juga tidak habis pikir. Masak kereta dalam garasi pun bisa hilang. Padahal garasi, pintu pagar rumah, dan kereta dalam posisi stang terkunci,” timpal Ilham (48), ayah Elsa yang ikut mendampingi putrinya membuat laporan.
Lain halnya dialami Rendi (18) warga pasar IX, Kecamatan Percut Seituan. Saat diwawancarai wartawan, Senin (9/1) sekira jam 17.00 wib, saat membuat laporan di Mapolsek Delitua, pemuda berperawakan tambun ini mengaku menjadi korban curanmor dengan modus ‘tabrak adik’ di Jalan Karya Wisata, Kecamatan Medan Johor atau tepatnya di depan Swalayan Diamond, Minggu (8/1) sekira jam 17.00 wib. Akibat kejadian tersebut, pemuda yang mengenakan kaca mata ini mengaku kehilangan kereta Jupiter Z warna biru BK 4084 KF serta hape merek Oppo.
Dikisahkan Rendi, sebelum kejadian, ia bersama temanmya berencana belanja di Carrefour yang terletak di Jalan Jamin Ginting, Padang Bulan Medan.
Namun ketika korban sedang berada di pintu gerbang Carrefour, seorang pria berperawakan kurus dengan membawa tas ransel berwarna coklat menghampirinya. Ketika itu, pria tersebut mengaku sedang mencari pelaku yang telah menabrak adiknya dan ciri-cirinya mirip dengan Rendi.
Jelas saja, Rendi menampik tuduhan pelaku. Pun demikian, pelaku tetap meyakini kalau Rendi lah yang telah menabrak adiknya.
Untuk membuktikan diri tak bersalah, Rendi lantas diminta untuk menemui adiknya di Jalan Karya Wisata Medan Johor. Singkatnya, dengan menggunakan kereta Rendi, pria tersebut kemudian diminta untuk bersama-sama menemui adiknya.
Sesampainya didepan swalayan Diamond di Jalan Karya Wisata, pelaku menyuruh Rendi menghentikan laju kereta. Lalu, dia meminjam kereta Rendi dengan alasan hendak menjemput temannya.
“Aku disuruh berhenti di depan swalayan. Selanjutnya pelaku meminjam keretaku dengan alasan untuk menemui temannya. Dan sebelum pergi, pelaku menintipkan tas ransel miliknya,” tutur Rendi.
Namun begitu kereta dibawa, pelaku pun tak kembali lagi. Sebelum pergi, pelaku sempat berpesan agar isi tas ranselnya jangan ada yang hilang. Pelaku beralasan tas tersebut berisi surat-surat berharga yang merupakan sebagian napas hidupnya. “Tapi setelah aku periksa, isi tasnya hanya pakaian kotor,” kesal Rendi.(tepu)